LAYANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK-ANAK BURUH MIGRAN INDONESIA DI KOTA KINABALU SABAH MALAYSIA
DOI:
https://doi.org/10.32729/edukasi.v15i3.306Keywords:
Madrasah Diniyah Takmiliyah, Anak TKI, SabahAbstract
Undang-undang Sisdiknas dalam Pasal 12 (1) mengamanatkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidik yang seagama dan mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Pelayanan pendidikan pada umumnya dan khususnya pendidikan agama bagi anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Permasalahannya masih minimnya pengajaran pendidikan agama Islam bagi anak-anak TKI di luar negeri pada semua jenjang baik pendidikan dasar maupun menengah. Disamping itu pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah belum diajarkan oleh guru yang memenuhi persyaratan secara kualifikasi dan kompetensi yang memadai. Untuk memperkuat pengajaran pendidikan agama Islam bagi anak-anak TKI dapat dilakukan melalui pengajaran agama Islam di luar lembaga pendidikan formal, seperti pendirian madrasah diniyah. Madrasah diniyah termasuk pendidikan yang dilembagakan dan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai pengetahuan agama Islam. Namun untuk pendiriannya mengalami kesulitan mengingat secara regulasi pemerintah Malaysia tidak membolehkan. Solusinya, dimungkinkan dengan menempelkan program pendidikan diniyah di SIKK atau CLC Ladang. Keuntungannya, bila diselenggarakan di kedua lembaga pendidikan tersebut hanya memaksimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang telah tersedia tinggal pemerintah RI melalui Kementerian Agama dapat menyediakan tenaga pengajar atau guru agama Islam termasuk biaya operasionalnya, hal yang sama telah dilakukan oleh Kemendikbud. Penyelenggaraan pendidikan diniyah di SIKK atau CLC Ladang dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik memiliki pengetahuan agama Islam melalui kegiatan pengajian di luar jam belajar efektif di kelas.
References
Andi Saputra dalam https://andisaputratrukrui,blogspot.com/2011/01/analisis pp.no. 55 tahun 2007.html. diakses pada tanggal 10 Desember 2016.
Departemen Agama, Sejarah Perkembangan Madrasah, Direktorat Jenderal Pembinaan Keagamaan Islam, 1998.
Headri Amin, Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah diniyah, (Jakarta: Diva Pustaka, 2004).
Maksum, Madrasah Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999
Desember 2016.
Profil Sekolah Indonesia Kota KInabalu, tahun 2016
Profil CLC Tunas Harapan Bangsa, Tahun 2016
Peraturan Pemerintah no 73 tahun 1991.
Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007.
Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
www.nomifrod/2006/07/Pinsip-prinsip Kurikulum-Madrasah Diniyah.html diakses pada tanggal 10
Undang-undang Sisdiknas Tahun 2003.
Downloads
Additional Files
Published
Issue
Section
License
Copyright Notice
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
EDUKASI Â have CC-BY-SA or an equivalent license as the optimal license for the publication, distribution, use, and reuse of scholarly work.
In developing strategy and setting priorities, EDUKASI Â recognize that free access is better than priced access, libre access is better than free access, and libre under CC-BY-SA or the equivalent is better than libre under more restrictive open licenses. We should achieve what we can when we can. We should not delay achieving free in order to achieve libre, and we should not stop with free when we can achieve libre.
 EDUKASI  is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 International License
You are free to:
- Share — copy and redistribute the material in any medium or format
- Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
- The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.